TULISAN-TULISAN BUAH KARYA BUPATI BG (BREBES GEMUYU) .... SEMOGA BISA MENGHIBUR .....

Rabu, 06 Juli 2011

CERITA SINGKAT - BALADA SI UDIN PENGEMBALA KAMBING

Teriknya siang yang begitu menyengat telah membuat gerah Si UDIN anak gembala yang sedang menggembalakan kambing-kambing punya Juragan TABRAN. Pohon-pohon turi di pinggiran lapangan sepak bola itu tidak bisa mengobati rasa panas yang menyengat badannya. Kegelisahan mendera Si UDIN dan keringat yang mengucur deras telah membasahi sudut-sudut kaosnya yang tampak usang.

Tampak ingin sekali dia segera pergi dari tempat itu namun rasa keraguan yang mengikat badannya di pohon turi karena dia merasa takut meninggalkan kambing-kambingnya itu. Namun bara mentari yang tepat diubun-ubun telah melepas tali-tali keraguan itu. Segera dia beranjak dan berlari menuju sungai bening di seberang Lapangan sepak Bola.Dia berlari sangat cepat sekali melewati gundukan-gundukan tanah. Rasa panas itu telah melupakan segalanya. Kambing-kambing juragan TABRAN dibiarkannya tanpa seorang MENTOR.

Gemrisik air sungai deras yang berwarna bak kuwah dawet telah berbaur dengan sendau gurau perempuan-perempuan desa yang sedang mencuci dan mandi. Sementara gelembung-gelembung putih bersenyawa dengan aroma sabun dan rinso mengalir deras dibawah sebuah bangunan kecil yang berdinding bilik bambu. Entah arsitek darimana yang telah membuat bangunan itu persis helicopter tempur satu kabin yang muat hanya untuk satu pilot. Dari pantat helicopter tersebut meluncurlah peluru-peluru yang berwarna kuning keemasan jatuh dalam interval yang tak beraturan.

Tiba-tiba meluncur dari atas gundukan tanah sesosok tubuh hitam legam bugil tak berbusana. Bak atlet lompat indah pemegang medali emas SEA GAMES, Si UDIN salto. Namun Si UDIN tidak jatuh ditengah-tengah air. Dia terjungkal dipinggiran sungai yang untung bukan batu-batu. Si UDIN menyeringai, lengannya dan lututnya berdarah. Segera dia berlari menuju segerombolan perempuan-perempuan yang sedang beraktifitas di sungai.

Melihat Si UDIN yang telanjang bulat bak “ARIEL PETERPAN” dan menyeringai lima orang perempuan yaitu SUMI JALABIYA, LIA WARKONAH, HINDUN BUTENG, IPAH PENTONG dan DARSINI segera semburat teriak dan berlari.

“TOLONG !!... TOLONG!!...TOLONG..!! , kami mau diperkosa……kami mau diperkosa….kami mau diperkosa…”

Sementara dari HELIKOPTER bilik bambu menyembulah SANG PILOT yang ternyata adalah MANG TOHIR si pedagang es yang sedari tadi menggempur sasaran-sasaran yang tidak jelas dengan peluru-peluru keemasannya. MANG TOHIR tampak kaget dan bertanya-tanya mendengar teriakan anak-anak perempuan desa tetangganya itu yang telah mengganggu konsentrasi pengitaiannya itu.

Anak-anak perempuan itu telah berlari meninggalkan area sungai. Sementara MANG TOHIR hanya terpaku melihatnya. Sejenak mata MANG TOHIR melihat sesosok tubuh hitam legam tanpa busana yang sedang terduduk menyeringai dan lesu. MANG TOHIR yang masih menyimpan serpihan – serpihan peluru di pantatnya beranjak dan menghampiri Si UDIN yang memang dikenalnya.

MANG TOHIR :
“Kenapa DIN?”

UDIN:
“Ini MANG tadi saya SALTO tapi malah menjungkel..yah jadinya ledes semuanya kayak begini…aduh sakit MANG..”

MANG TOHIR :
“Oh..Pantes aja anak-anak perempuan itu pada berlari..ini gara-gara kamu Yah?”

UDIN:
“Emang kenapa MANG?”

MANG TOHIR :
“Yah liat kamu bawa tong tong tabuh bedug kayak begitu, hitam kelam lagi...bagemana anak-anak itu nggak berlari…”

CUT TO :
Anak-anak perempuan itu terus berlari, hingga ke perampatan jalan desa. Di sana mereka bertemu dengan dua orang polisi yang sedang patroli dengan memakai motor tril. Melihat anak-anak perempuan desa dengan kain kemben yang berlari ketakutan dua orang patroli itu segera menghampiri. Mereka memperkenalkan diri sebagai AKP ROSIKIN dan BRIPTU ROSIKAN. AKP ROSIKIN adalah KAPOLSEK yang berkantor dengan Kantor Kecamatan, sementara BRIPTU ROSIKAN adalah ajudan sang KAPOLSEK. Sementara anak-anak perempuan itu baru kelihatan tenang setelah berhadapan dengan sua orang polisi tersebut.

AKP ROSIKIN :
“Ada apa anak-anak?”

IPAH PENTONG :
“Ituh PAK kami-kami mau diperkosa..”

AKP ROSIKIN :
“Apah !!, mau diperkosa !!, siapa yang mau memperkosa kalian?!”

LIA WARKONAH :
“Ituh PAK…si UDIN PAK…”

HINDUN dan DARSINI :
”Iyah PAK .. si UDIN..”

AKP ROSIKIN :
“Si UDIN siapa?!”

SUMI JALABIYA :
“Si UDIN yang anak gembala itu PAK..yang anaknya hitem kayak penggorengan”

AKP ROSIKIN :
”Oh…!!, Di mana kalian mau diperkosa…?!”

ANAK-ANAK PEREMPUAN SEREMPAK :
“Di sungai itu PAK…”

AKP ROSIKIN :
”AJUDAN…..!!”

BRIPTU ROSIKAN :
“ Siap….KOMANDAN!!”

AKP ROSIKIN :
“Saya perintahkan,..seret itu si UDIN bawa kemari .. cepat!!”

BRIPTU ROSIKAN :
“Siap..KOMANDAN..Laksanakan..!!

Dengan membawa senjata laras panjang bak snipper BRIPTU ROSIKAN segera menuju ke TKP. Tak banyak perlawanan Si UDIN segera ditangkap dan digelandang menuju KAPOLSEK. Sementara MANG TOHIR mengikuti dibelakangnya sebagai saksi.


Si UDIN :
“Aduh PAK saya salah apa?!”

BRIPTU ROSIKAN :
“Sudah jangan banyak tanya kamu cepat…ikut saya...”

Si UDIN :
” Aduh Pak, tapi bagemana dengan kambing-kambing saya..”

BRIPTU ROSIKAN :
“ Sudah itu urusan nanti..”

Si UDIN :
“Terus Bapak nangkap saya mana surat penangkapannya Pak..”


BRIPTU ROSIKAN :
“Saya bilang..itu urusan nanti…GOBLOK kamu..”



Si UDIN :
“iyah PAK..iyah PAK..”

Tiga orang dengan berjalan tergesa segera menghampiri KAPOLSEK yang masih menunggu bersama perempuan-perempuan desa di perempatan pinggir jalan.


BRIPTU ROSIKAN :
“Siap KOMANDAN, saya berhasil menangkap si tersangka..”


AKP ROSIKIN :
“Ada saksi?”


BRIPTU ROSIKAN :
“Ada KOMANDAN ini dia..”

MANG TOHIR :
“Saya PAK KOMANDAN..”

AKP ROSIKIN :
“Heh UDIN bener kamu mau memperkosa anak-anak perempuan ini?”

UDIN celingak-celinguk.

UDIN :
“Memperkosa?!..memperkosa apa nyah PAK?”

AKP ROSIKIN :
”Sudah kamu jangan pura-pura BLOON..Bener nggak yang diomongin anak-anak perempuan ini…apa bener kamu mau memperkosa?!”

HINDUN :
“Bener Pak..Bener Pak.. Bener dia mau memperkosa kami..yah bener kan yah..” (HINDUN mencari dukungan temen-temenya.)

ANAK2 PEREMPUAN :
“Bener Pak ,.. Bener .. Dia mau memperkosa kami…”

UDIN :
“Lah mau memperkosa bagimana orang saya mau mandi dikali kok..panas banget .. gerah..!!”

AKP ROSIKIN :
“Ngaku aja kamu UDIN itu anak-anak bilangnya mau memperkosa..”

UDIN :
“Suwer Pak..Suwer Paksaya nggak mau memperkosa..saya mau mandi doang .. habis panas banget habis panas banget lagi ngembalain kambing… Walaupun saya ini gembala tapi saya juga ngarti hukum Pak..orang memperkosa atau bondet itu hukumannya lama Pak 20 tahun… saya takut Pak lah kalo memperkosa..”

AKP ROSIKIN :
“SAKSI !!..…apa bener yang diomongin si UDIN?”

MANG TOHIR :
“Iya Bener..PAK KOMANDAN…Omongan Si UDIN itu bener dia mau mandi cuman keplesed terus luka dia datang ke anak-anak perempuan itu cuma mau cari sabun buat bersihin lukanya PAK..cuman dia lupa dia telanjang bulet..”

AKP ROSIKIN terdiam dan akhirnya tersenyum simpul dan segera dia menghadapkan wajahnya ke anak –anak perempuan itu.


AKP ROSIKIN :
Heh anak-anak sapa itu si SUMI, LIA, HINDUN, IPAH dan DARSINI dengerin BAPAK yah… ini BAPAK sudah pikir-pikir…menurut BAPAK ini “MASALAH KECIL”… yah sudah jangan dibesar-besarin dan di perpanjang yah!”

Tiba-tiba anak-anak perempuan itu serempak berkata :

“Apa PAK, KECIL?!... KECIL apanya PAK … orang GEDE-nya sa LENGAN beginih kok.... kalo PANJANG memang bener itu PAK…”

Kata anak-anak perempuan itu serempak sambil menepuk-nepuk lengannya.

Tidak ada komentar: